LOMBOKINI.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid mengungkapkan penyebab suhu udara di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang belakangan terasa lebih gerah. Menurut BMKG, gerak semu tahunan matahari memicu fenomena ini.
Prakirawan BMKG Andre Jersey memaparkan bahwa pada Oktober ini posisi matahari sedang bergerak dari utara menuju selatan. Pergerakan ini merupakan bagian dari siklus tahunan yang memengaruhi intensitas panas di wilayah tropis, termasuk Indonesia.
“Gerak semu tahunan matahari menjadi penyebab utama cuaca terasa lebih panas di sejumlah wilayah Indonesia, termasuk NTB,” jelas Andre saat konfirmasi media, Kamis 16 Oktober 2025.
Andre menambahkan, di wilayah tropis seperti Indonesia, gerak semu matahari dapat meningkatkan suhu ekstrem ketika matahari berada paling dekat dengan garis khatulistiwa. Fenomena ini biasanya terjadi dua kali setahun, sekitar Maret-April dan September-Oktober.
“Posisi matahari yang hampir tegak lurus di atas Indonesia meningkatkan intensitas radiasi sinar matahari ke permukaan bumi. Kondisi ini membuat suhu terasa lebih terik dan udara lebih gerah,” tegasnya.
Minimnya tutupan awan di atmosfer juga memperkuat pancaran sinar matahari langsung ke permukaan bumi, sehingga panas terasa lebih menyengat terutama pada siang hari.
BMKG mencatat suhu udara maksimum di wilayah NTB dalam beberapa hari terakhir mencapai 33-35 derajat Celcius, khususnya di kawasan pesisir dan perkotaan seperti Mataram, Praya, dan Selong.
Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa fenomena ini masih tergolong normal dalam siklus tahunan iklim tropis. BMKG mengimbau warga untuk menjaga asupan cairan tubuh, menggunakan pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, serta menghindari paparan langsung sinar matahari antara pukul 10.00-15.00 Wita. ***
Penulis : Harry Bahagia







