LOMBOKINI.com – Gagal ginjal umumnya ditemukan pada orang tua, namun kini kasus ini juga banyak terjadi pada anak-anak. Di Indonesia, angka kejadian gagal ginjal pada anak meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram telah menyediakan fasilitas cuci darah khusus untuk anak-anak, menanggapi peningkatan kasus ini.
Menurut Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Mataram, Yosef Dwi Irwan, beberapa penyebab gagal ginjal pada anak meliputi kelainan bawaan sejak lahir, penyakit tertentu seperti autoimun, dan pola makan yang tidak sehat, terutama konsumsi makanan tinggi gula.
Produk pangan yang telah mendapatkan izin edar telah melalui evaluasi mutu dan keamanan, namun harus dikonsumsi sesuai aturan dan tidak berlebihan. Oleh karena itu, BPOM mengusung tagline “Cek KLIK” yang salah satunya adalah “Cek Label”. Konsumen diharapkan membaca label untuk mengetahui komposisi makanan yang dikonsumsi.
“Carilah produk dengan kandungan Gula, Garam, dan Lemak (GGL) yang rendah,” kata Yosef.
Selain itu, penting bagi konsumen untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dibutuhkan tubuh, yang biasanya tercantum pada label makanan. Orang tua diharapkan memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang pentingnya konsumsi pangan yang aman, sehat, dan bergizi sejak dini.
“Kandungan GGL yang tinggi dapat menyebabkan penyakit tidak menular seperti hipertensi dan diabetes,” jelas Yosef.
Dia mengungkap, saat ini diabetes tidak hanya dialami oleh orang tua, tetapi juga oleh remaja dan anak-anak akibat konsumsi pangan tinggi gula dan kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga. Diabetes dapat merusak fungsi ginjal, yang berujung pada perlunya cuci darah.
Untuk itu, Yosef menghimbau konsumen selalu baca label, pilih makanan yang lebih sehat (rendah GGL), konsumsi pangan dengan gizi seimbang, dan rutin berolahraga.
“Sebagai orang tua dan konsumen, kita harus bijak dalam memilih dan memberikan makanan yang baik untuk diri kita dan anak-anak kita,” tandasnya. ***
Penulis : Ong