LOMBOKINI.com – Sebentar lagi, Lombok Timur akan melangsungkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024. Sejumlah figur bermunculan, masing-masing menawarkan visi dan misi mereka untuk lima tahun ke depan.
Namun, kekhawatiran muncul di tengah masyarakat. Figur sebagai bakal calon hanya fokus pada memenangkan suara tanpa memikirkan gagasan besar untuk pembangunan daerah.
Masing-masing bakal calon Bupati dan Wakil Bupati menawarkan sejumlah program, seperti peningkatan keamanan, kenyamanan, dan keharmonisan.
Mereka juga berjanji untuk membawa Lombok Timur menuju kemajuan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, tawaran-tawaran tersebut kurang spesifik dan kurang menyentuh, ide-ide besar yang dibutuhkan untuk pembangunan jangka panjang.
Salah satu pendekatan yang kita harapkan adalah pembangunan berbasis riset. Ini bukan hanya sekadar jargon, tetapi langkah konkret untuk mengidentifikasi dan mengembangkan potensi daerah secara ilmiah.
Program riset dapat mengungkap potensi-potensi yang dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan berbasis riset memiliki berbagai keuntungan. Dengan riset yang mendalam, potensi daerah di sektor-sektor seperti pariwisata, pertanian, dan industri kreatif bisa lebih maksimal dimanfaatkan.
Identifikasi potensi yang dilakukan melalui riset memungkinkan pemerintah dan pemangku kepentingan untuk mengambil langkah yang lebih tepat dalam memanfaatkan sumber daya yang ada.
Lebih dari itu, riset harus dilakukan secara ilmiah, memenuhi kriteria tertentu agar hasilnya dapat diverifikasi secara saintifik. Hal ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga riset, perguruan tinggi, dan sektor swasta.
Kolaborasi ini kita harapkan dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Sejauh ini, gagasan-gagasan besar untuk membangun Lombok Timur belum terlihat dari para bakal calon. Beberapa pihak calon hanya beradu isi tas, bukan gagasan pembangunan. Dikhawatirkan akan berdampak buruk pada masa depan Lombok Timur.
Jika hal ini terus berlanjut, masa depan Lombok Timur lima tahun ke depan bisa terancam.
Program-program seperti pembangunan dan pendidikan sebenarnya bisa berjalan tanpa bupati dan wakil bupati, karena sudah ada pos – pos anggarannya dari pusat.
Tidak usah aja ada Bupati, Sekda saja cukup bisa membangun dan mengurus pendidikan.
Melalui kesempatan ini, diharapkan para calon kepala daerah bisa menawarkan gagasan pembangunan berbasis riset. Hasil riset ini kemudian bisa dilanjutkan dan diterapkan untuk mengembangkan Lombok Timur.
Ide besar untuk masa depan Lombok Timur adalah yang paling dibutuhkan, sesuatu yang hilang selama ini dan membuat pembangunan daerah menjadi tidak terarah.
Penulis adalah Deni Umar Dani, Tokoh Milenial Sembalun Lombok Timur.