Oleh : Muhammad Adzkarurrabbani Zohri
Pilkada atau pemilihan kepala daerah se luruh Indonesia yang akan berlangsung pada 27 November mendatang, Pilkada kali ini akan mengahdirkan warna baru yang cukup menarik, yakni banyaknya anak muda yang memutuskan untuk ikut mewarnai nuansa pilkada yang akan mendatang, peran yang di ambil anak muda kali ini bukan hanya sebagai peserta pemilih saja namun mereka juga banyak mengambil peran sebagai peserta pilkada atau ikut menjadi kontetstan dalam pesta demokrasi kali ini. Hal ini menjadi menarik dikarenakan saat ini anak muda yang biasanya memiliki kebiasaan menghabiskan waktu luangnya dengan baringan atau bermalas-malasan, namun ternyata anak muda kali ini memiliki perhatiaan yang lebih terhadap proses demokrasi yang sedang berlangsung di negeri ini.
Mungkin ada beberapa factor yang membuat mereka memutuskan untuk ikut andil dalam kontestasi pilkada kali ini, antara lain : anak muda di sebut haus akan kehadiran pemimpin baru yang mampu mengayomi dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan janji-janji politiknya, selain itu factor yang membuat mereka ingin hadirnya perubahan dalam sistem pemerintahan kita ini semua dampak dari kondisi ekonomi Indonesia yang mungkin bisa di bilang tidak stabil atau bahkan semakin merosot contoh saja harga-harga bahan pokok yang semakin menjulang tinggi, lapangan pekerjaan yang semakin sulit juga menjadi pemicu anak muda mengingkan perubahan, selain factor ekonomi mereka juga sudah bosan dengan dinamika bikrokrasi kita yang tidak berkembang baik di karenakan posisi strategis banyak diisi oleh orang-orang yang mungkin tidak memiliki kredibiltas yang sesuai dengan penempaatannya
Perubahan yang di maksud adalah perubahan dalam kualitas dan kuwantitas artinya anak muda berharap pemimpin yang terpilih nanti akan mampu menghasilkan inovasi-inovasi baru yang akan memberikan dampak positif yang tinggi terhadap Masyarakat, dan anak muda juga berharap mereka bisa ikut di libatkan dalam pengambilan kebijakan yang ada di daerah mereka masing- masing, sehingga mereka menyimpulkan tidak bisa hanya menjadi pengawas dalam pengambil kebijakan ini namun mereka juga harus ikut dalam proses tersebut yakni dengan cara masuk ke dalam dunia pemerintahan melalui sektor yang berbeda-beda. Ada yang memutuskan ikut berkontribusi melalui bidang legislatif seperti maju menjadi anggota DPRD Kabupaten/Provinsi bahkan ada juga yang lolos menjadi Anggota DPR RI pada pemilu kemarin ada beberapa nama antara lain Tahun), Cindy Monica Salsabila (24 Tahun), Andi Amar Ma’ruf Sulaiman (24 Tahun) dan masih banyak nama – nama lain yang memiliki usia tergolong sangat muda. Selain itu pada pemilihan kepala daerah (eksekutif) banyak juga di isi oleh nama – nama baru yang berlatar belakang anak muda antara lain ada Hilmy Yassar (27 tahun) Calon Walikota Tegal, Erena Cosgrova Franscies (25 Tahun) Calon Wakil Wali Kota Kupang itu baru beberapa saja dari sekian banyak anak muda yang memutuskan maju sebagai petarung dalam kontetasi pemilihan kepala daerah 2024.
Selain menjadi peserta anak muda juga di anggap memiliki basis suara yang besar & memiliki daya magnet yang besar untuk menarik pemilih, hal ini membuat banyak pasang calon (paslon) kepala daerah yang menunjuk anak muda sebagai icon atau bahkan menjadi juru bicaranya, salah satunya adalah paslon cagub dan cawagub di NTB yang memiliki juru bicara dari kalangan anak muda Ahmad Munjizun & Herlia Prastika, ini menunjukkan eksitensi anak muda sangat besar dalam pilkada 2024. Peranan ini di landsakan karena anak muda di sebut sebagai pemilih yang tergolong cerdas sehingga banyak paslon melirik anak muda sebagai magnet yang akan mampu menarik/mempengaruhi pemili dengan usia yang lebih tua. Dengan banyaknya kontribusi anak muda ini tentunya ini menjadi bukti bahwa ini bisa di sebut sebagai masa transisi dalam dunia perpolitikan di Indonesia saat ini.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin Menuturkan “Kita harus mengapresiasi banyaknya anak muda yang masuk untuk ikut berkontribusi melalui bagian Legislatif, dengan visi misi yang mereka bawa tentunya nanti mereka harus mampu mewujudkan visi misi tersebut, jangan hanya kencang di awal saja namun di pertengahan mulai kendok, karena public menuntut 2 hal yakni Kuantitas dan Kualitas, yang di mana kuantitasnya diperbanyak untuk memberikan lapangan kerja bagi mereka namun jangan lupa kuantitas kerja yang banyak tadi harus di tunjang dengan kualitas yang baik”
Tentunya harapan kita dengan banyak nya anak muda yang saat ini yang ikut andil sebagai pemangku kebijakan baik itu di ranah legislatif maupun eksekutif akan mampu menghadirkan kebijkan-kebijkan baru yang akan memberikan dampak yang lebih baik terhadapn Masyarakat banyak sehingga akan mampu menghasilkan inovasi baru dalam sistem pemerintahan di seluruh daerah secara garis besarnya di seluruh Indonesia. ***
Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Penulis : Muhammad Adzkarurrabbani Zohri
Sumber Berita : Opini