LOMBOKINI.com – Koordinator Nasional Sasak Integrity Watch (SIW), Syamsuddin, mengecam proses rekrutmen Program Sekolah Penggerak Peningkatan Intervensi Gizi (SPPI) yang tidak transparan dan berindikasi ketidakprofesionalan.
SIW menerima pengaduan dari peserta berinisial “E” yang mengalami perubahan status kelulusan secara sepihak. Panitia pusat sebelumnya mengumumkan kelulusannya melalui email dan website resmi.
Namun, pada 9 April 2025, peserta tiba-tiba menerima pesan WhatsApp dari seorang KSD bernama K. Rois yang memintanya “melupakan SPPI dan move on”.
Tak hanya itu, panitia mengirimkan email pembatalan dari alamat pribadi (bukan domain resmi), dengan alasan peserta gagal karena tidak bergabung ke grup WhatsApp suatu syarat yang tidak tercantum dalam ketentuan awal.
Lebih mengejutkan, SIW menemukan peserta dengan kondisi buta warna dan rabun jauh justru dinyatakan lulus melalui email pribadi KSD Rois. Temuan ini semakin menguatkan dugaan manipulasi dalam seleksi.
“Program SPPI harus mencetak SDM unggul di bidang gizi. Jika proses rekrutmennya cacat, hasilnya pun akan bermasalah. Kami mendesak evaluasi total dan investigasi menyeluruh,” tegas Syamsuddin, yang akrab disapa Bung Syam.
SIW mendesak Kementerian terkait dan lembaga pengawasan segera menindaklanjuti, membatalkan proses yang bermasalah, serta memulihkan integritas program dan kepercayaan publik. ***
Penulis : Ruby Rabbani
Editor : Najamudin Anaji