LOMBOKINI.com – Ribuan diaspora Indonesia memadati Pengajian Akbar di Chiayi, Taiwan pada 11 Mei 2025. Tak hanya itu, suasana haru dan kekeluargaan pun menyelimuti acara tersebut.
Selanjutnya, Dr. TGH. Muhammad Zainul Majdi (TGB) dan Qari Internasional Syamsuri Firdaus turut menghadiri acara ini. Bahkan, PCNU Istimewa Taiwan ranting Chiayi dan kepala Salter Daerah Khousiung menyambut keduanya dengan penuh antusias.
Saat tiba di bandara, panitia dan jamaah langsung menyambut TGB beserta rombongan. Tak berhenti di situ, malam harinya, TGB mengunjungi Mushalla Kota Chiayi untuk bersilaturahmi dan menciptakan momen hangat penuh keakraban.
Dalam kesempatan ramah tamah, TGB berpesan, “Kalau lain kali mengundang saya, cukup sediakan tempat. Saya sendiri akan mengurus akomodasi dan transportasi. Jangan sampai kalian merepotkan diri.” Menurut Saibi, salah satu panitia, ucapannya itu begitu menggugah hati hingga banyak jamaah tak mampu menahan haru.
Keesokan harinya, TGB menyampaikan tausiyah bertajuk “Islam, Adab, dan Kebangsaan”. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya memegang teguh syariat, menjaga adab, dan mencintai tanah air di mana pun berada.
“Islam dan kebangsaan tak terpisahkan. Di negeri orang, tetaplah junjung syariat, pelihara adab, dan jaga martabat Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, Syamsuri Firdaus telah membuka acara dengan melantunkan Al-Qur’an yang menggetarkan jiwa. Perlu diketahui, qari asal Bima, NTB ini pernah meraih juara MTQ Internasional di Istanbul (2019) dan Kuwait (2024), bahkan mendapat apresiasi langsung dari Presiden Joko Widodo.
Sebagai informasi, TGB yang juga anggota Majelis Hukama Ulama Dunia konsisten menyebarkan moderasi beragama. Selain aktif di Nusantara, ia kerap berbicara di forum internasional, seperti Muktamar IMSA-MISG di AS dan Konferensi PPI Sedunia di Inggris.
Di tengah acara, TGB menyapa Hardianto, pekerja asal Praya, Lombok Tengah, yang sudah empat tahun menetap di Taiwan dan baru menikah. Pada kesempatan itu, ia memberikan nasihat tentang membangun keluarga berlandaskan Islam dan tanggung jawab sosial.
Menanggapi hal tersebut, Ketua PCINU Istimewa Taiwan menegaskan, “Acara ini bukan sekadar pengajian, tapi penguatan spiritual, nasionalisme, dan persaudaraan WNI di perantauan.”
Panitia mengakhiri acara dengan doa bersama. Dengan demikian, peserta pun berharap kegiatan serupa terus berlanjut dan mendorong lebih banyak tokoh nasional untuk membina diaspora Indonesia di luar negeri. ***