LOMBOKINI.com – Sembalun semakin dikenal sebagai destinasi wisata yang nenawarkan keindahan alam luar biasa. Namun, Pusuk Sembalun yang merupakan ikon ‘Negeri di Atas Awan’ julukannya ini terlihat kumuh dan minim fasilitas.
Terletak di ketinggian sekitar 1.150 meter di atas permukaan laut, Sembalun menawarkan udara sejuk dan segar yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang ingin melepas penat dari hiruk-pikuk kota.
Sembalun memikat para wisatawan dengan pemandangan pegunungan yang megah dan hamparan awan yang seolah tak berujung.
Panorama yang disajikan begitu memukau, terutama saat pagi hari ketika kabut tipis menyelimuti lembah dan pegunungan, menciptakan pemandangan yang mirip dengan lautan awan.
Meski terkenal dengan keindahannya, Negeri di Atas Awan ini mulai dikeluhkan pengunjung. Sampah berserakan di pinggir jalan, sungai yang jernih tercemari limba rumah tangga.
Begitu juga di res area Pusuk Sembalun penuh dengan sampah. fasilitas di tempat ini juga menunggu waktunya rubuh.
Salah satu wisatawan asal Mataram, Sulis mengaku sangat perihatin melihat kondisi Pusuk Sembalun. Sebagai Ikon, sedikitnya ratusan wisatawan berhenti sekedar menikmati secangkir kopi dan berswafoto.
“Saya prihatin jika dibiarkan begitu saja, tempat ini tidak dikelola dengan baik,” katanya saat berkunjung akhir pekan kemarin.
Menurut Sulis, pengelola wisata dan dinas terkait seharusnya lebih memperhatikan kondisi fasilitas sudah termakan usia. Terutama Gazebo tempat mengehal napas menikmati keindahan sebuah desa kecil yang terletak di kaki Gunung Rinjani.
“Pusuk Sembalun wajah dan pintu masuk ke Sembalun. Apa ya? wajah Sembalun kelihatannya kumuh begitu,” ungkap Sulis.
Dia pun menyayangkan kondisi wisata go internasional itu dibiarkan begitu saja. Kendati, merupakan sumber pundi-pundi pendapatan daerah.
“Apa gunanya kita membayar karcis masuk ke dalam rest area, kalau fasilitasnya rusak dan kumuh,”sesalnya.
Sulis berharap, perbaikan dan penataan obyek wisata tersebut menjadi atensi pemerintah. Terutama upaya dari Dinas Pariwisata Daerah Lombok Timur, dan atau Provinsi NTB.
“Terus terang, saya perihatin melihat kondisinya saat ini. Untuk itu, mohon untuk diperhatikan keluhan kami ini oleh para pemangku kebijakan. Saya rasa keluhan dan harapan saya sama dengan wisatawan lainnya,”kata Sulis.
Permasalahan ini juga di akui oleh pengelola wisata pusuk sembalun. Namun apa daya, persoalan uang menjadi kendala melakukan perbaikan.
“Tingginya angka kunjungan wisatawan ke Taman Wisata Pusuk Sembalun, tidak sebanding dengan fasilitas yang didapat pengunjung,” tutur Abi, selaku pengelola.
Kondisi kumuh dan minim fasilitas, penyebab ketidak nyamana pengunjung. Tidak sedikit tamu yang mengeluh dan tidak betah berlama-lama ditempat itu.
“Kita yang malu, ada saja pengunjung yang komplain ke kami terkait fasilitas yang rusak,” tutur Abi.
Dia mengungkap, pihaknya sering kali menyampaikan keluhan pengunjung terkait fasilitas dan kondisi Taman Wisata Pusuk Sembalun ke Dinas Pariwisata selaku pengelola destinasi, juga ke Dinas Perhubungan selaku pengelola area parkir.
Namun, apa yang disampaikan mereka tidak ditanggapi oleh dinas terkait. Kendati, retribusi harusnya per bulan, disetor per minggu. Tidak ada hambatan soal setoran ke dinas terkait.
“Semoga apa yang dikeluhkan oleh kami ini, menjadi atensi dinas terkait untuk segera merenovasi. Terutama Gazebo yang rusak dan pengadaan bak sampah, ya paling tidak di cat lah supaya kelihatannya lebih segar,” ucapnya.***