LOMBOKINI.com – Dusun Karang Bajo, Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi pusat perayaan maulid yang tak terlupakan pada Ahad, 1 Oktober 2023.
Ini bukanlah peringatan Maulid biasa, melainkan Maulid Adat Bayan. Sebuah perayaan unik yang mencampurkan unsur Islam dan adat lokal.
Puncak peringatan Maulid Adat Bayan di Dusun Karang Bajo telah menjadi identitas Kecamatan Bayan. Sebuah warisan budaya, yang sangat berharga bagi masyarakat Pulau Lombok.
Persiapan untuk perayaan ini dimulai jauh sebelumnya, dengan berbagai prosesi adat yang sakral. Rangkaian kegiatan dimulai sehari menjelang perayaan, pada Sabtu, 30 September 2023.
Prosesi dimulai dengan Kayu Aiq, sebuah upacara pengumpulan hasil bumi dari warga yang memiliki hajat. Hasil panen ini pun diserahkan kepada Maq Lokaq atau Inen Gumi, kemudian disimpan di dalam kampu.
Kampu adalah kompleks bangunan suci yang hanya boleh ditempati oleh seorang pemangku adat beserta keluarganya yang disebut Maq Lokaq.
Pada saat upacara, warga yang ingin mengantarkan seserahan hanya boleh masuk melalui gerbang tertentu. Kampu juga dihormati oleh masyarakat adat Bayan dan dikelilingi oleh rumah-rumah adat yang ditempati oleh tokoh-tokoh adat yang bergelar Pembekel.
Prosesi dilanjutkan dengan Sembeq, bentuk pemberkatan oleh seorang tokoh adat menggunakan ramuan obat dari daun sirih, yang diterapkan kepada warga.
Setelah itu, Inen Meni memimpin sejumlah wanita untuk berjalan membawa hasil bumi keluar dari Kampu menuju lokasi Menutuq.
Menutuq adalah proses penumbukan padi secara tradisional oleh para wanita di tempat terbuka. Alat yang digunakan berupa lesung panjang dari kayu yang disebut Rantok Beleq, yang kemudian ditumbuk menggunakan tongkat bambu.
Hanya wanita yang dalam keadaan suci yang boleh ikut dalam proses Menutuq, dengan alasan menjaga kesucian peralatan dan bahan makanan yang dipersiapkan untuk upacara adat.
Papuq Bajang, Pembekel Desa Adat Karang Bajo, menjelaskan bahwa gelar tersebut adalah kehormatan bagi tokoh adat tertentu di masyarakat Bayan, yang tidak boleh dipanggil dengan nama aslinya oleh warga.
Prosesi Menutuq dalam Maulid Adat Bayan diiringi oleh tabuhan gendang dan musik gamelan khas Suku Sasak Bayan, menciptakan suasana semarak yang tetap mempertahankan kekhidmatan.
Maulid Adat Bayan adalah contoh bagaimana masyarakat dapat menggabungkan tradisi adat dan agama dengan indahnya.
Hal ini menjadikannya sebuah perayaan yang tidak hanya memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga melestarikan warisan budaya yang tak ternilai harganya bagi masyarakat Bayan dan Pulau Lombok.***