LOMBOKINI.com – Wakil Bupati (Wabup) Lombok Timur (Lotim), H. Moh Edwin Hadiwijaya, bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lombok Timur, menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual di Ruang Command Center Lombok Timur pada Senin, 10 Maret 2025.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memimpin rapat yang diikuti oleh seluruh kepala daerah di Indonesia. Ia menyoroti potensi cuaca ekstrem yang dapat memengaruhi perayaan Idulfitri 1446 H. Mendagri mengingatkan bahwa sejumlah daerah di Indonesia telah mengalami bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan tanah longsor. Oleh karena itu, ia meminta pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi dan menangani dampaknya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, melaporkan bahwa sejak awal tahun 2025, tercatat 614 kejadian bencana, dengan mayoritas berupa banjir, tanah longsor, dan cuaca ekstrem.
Sebagai langkah mitigasi, Suharyanto menyatakan bahwa BNPB akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan lintas sektor untuk mengendalikan arus mudik di wilayah rawan bencana serta menyiapkan bantuan logistik bagi daerah berstatus siaga dan tanggap darurat.
Selain itu, kata Suharyanto, BNPB akan melakukan operasi modifikasi cuaca di beberapa wilayah di Pulau Jawa untuk mengurangi dampak hujan ekstrem.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memperingatkan bahwa curah hujan pada Maret 2025 diprediksi berada dalam kategori menengah hingga tinggi di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
BMKG juga memperkirakan gelombang tinggi hingga dua meter sepanjang bulan, dengan puncaknya pada 29 Maret yang bertepatan dengan Hari Raya Idulfitri. BMKG mengimbau masyarakat pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan karena potensi banjir rob juga meningkat dengan pasang maksimum lebih dari satu meter.
Menjelang Idulfitri, kenaikan harga bahan pokok menjadi perhatian utama. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adiniggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa inflasi pada awal Ramadan menunjukkan tren penurunan.
Amalia menjelaskan bahwa pada Februari 2025, inflasi tahunan tercatat sebesar -0,09%, sementara inflasi bulanan mencapai -0,48%. Namun, Provinsi NTB mencatat kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) sebesar 6,16% pada minggu pertama Maret 2025, terutama karena lonjakan harga komoditas pangan seperti cabai rawit, cabai merah, dan daging ayam ras memengaruhi kondisi tersebut.
Di Lombok Timur, pada minggu pertama Ramadan, IPH mengalami kenaikan sebesar 3,22%, dengan cabai rawit dan cabai merah menjadi komoditas yang memberikan kontribusi terbesar terhadap kenaikan harga.
Pemerintah daerah diharapkan segera mengambil langkah strategis untuk mengendalikan harga, memastikan ketersediaan stok, serta mencegah lonjakan harga yang berpotensi memberatkan masyarakat menjelang Idulfitri.***