LOMBOKINI.com – Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama tokoh agama dan tokoh adat di Kantor Bupati Lombok Timur, Senin 30 Juni 2025.
Dalam FGD tersebut, para peserta menyusun strategi pencegahan pernikahan anak (PA), kesehatan reproduksi (KR), serta kekerasan berbasis gender dan seksual (KBGS).
Sesepuh Majelis Adat Sasak (MAS), Lalu Wirabakti, menekankan pentingnya mencari solusi untuk mengurangi pernikahan dini di Lombok Timur, terutama di desa-desa.
“Kita harus berdiskusi untuk memfilter pernikahan dini di Sasak Lotim, meskipun kasus yang ramai belakangan ini terjadi di Lombok Tengah,” ujarnya.
Sementara itu, Distrik Koordinator Lombok Area YGSI, Saprudin, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan merancang strategi pencegahan PA, KR, dan KBGS.
“Ini menjadi tujuan kami karena faktanya angka perkawinan anak di NTB masih tinggi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa YGSI menemukan kasus-kasus tersebut dalam jumlah signifikan.
“Pada Februari lalu saja, kami menemukan 5 kasus di 4 desa. Namun, di level kabupaten tidak ada data resmi karena tidak ada lembaga khusus yang mencatat selain pemerintah atau pengadilan melalui data dispensasi perkawinan,” ungkapnya.
Setelah mengumpulkan dan menanggapi berbagai aspirasi dari peserta, termasuk perwakilan pemerintah, ormas, dan undangan lainnya, para peserta kemudian menandatangani pernyataan komitmen bersama untuk mencegah PA, KR, dan KBGS. ***
Penulis : Eyok El-Abrorii
Editor : Eyok







