LOMBOKINI.com – Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membantah tegas isu puluhan santri di Pondok Pesantren Baitul Rahman, Lombok Timur, yang mengalami keracunan usai mengonsumsi MBG.
Berdasarkan investigasi lapangan, Ketua Satgas MBG NTB, Ahsanul Khalik, menyatakan bahwa narasi keracunan justru berasal dari seorang oknum guru. “Oknum ini diduga memiliki motivasi pribadi untuk menolak layanan MBG dari dapur Yayasan Darul Ulum Sibawaih dan ingin memindahkannya ke dapur lain,” tegas Ahsanul Khalik di Mataram, Rabu 15 Oktober 2025.
Ahsanul menjelaskan, timnya telah melakukan verifikasi langsung bersama Kepala Regional Badan Pangan Nasional (BGN) NTB, tim pengawas, dan Polsek Pringgabaya. Mereka tidak menemukan satu pun kasus keracunan makanan MBG. Pemeriksaan lanjutan ke Puskesmas Batuyang dan RSUD Selong juga tidak menemukan santri atau guru yang dirawat akibat keracunan.
“Tidak ada laporan medis resmi yang menyebutkan tanda-tanda keracunan. Hasil pemeriksaan terhadap tiga santri yang sempat dibawa ke puskesmas juga negatif dari indikasi keracunan makanan,” jelasnya.
Menanggapi insiden ini, Yayasan Baiturrahman telah menyampaikan permohonan maaf secara resmi kepada pengelola dapur MBG. Yayasan juga menegaskan bahwa seluruh kegiatan MBG di lembaganya berjalan normal dan tidak ada santri yang mengalami gangguan kesehatan.
Sebagai langkah penanganan, Satgas MBG Provinsi NTB bersama BGN Regional NTB telah menurunkan tim pengawasan ke lokasi. Mereka juga melakukan klarifikasi kepada yayasan, pengelola dapur (SPPG), dan kepolisian, serta meminta pemberian peringatan keras terhadap oknum guru tersebut.
Tim tersebut juga mewawancarai sejumlah santri penerima manfaat dan akan memonitor dapur serta penerima manfaat secara berkala untuk menjaga standar keamanan pangan.
“Program MBG adalah program nasional yang menjunjung tinggi keamanan pangan. Kami berkomitmen memastikan setiap piring makanan untuk anak-anak dan santri aman, sehat, dan bergizi,” pungkas Ahsanul. ***
Editor : Najamudin Annaji







