LOMBOKINI.com – Skylancing Lombok – Indonesia akan menjadi tuan rumah Event paralayang internasional PGAWC (Paragliding Accuracy World Cup) Seri 3 bulan depan. Panitia telah menyiapkan serangkaian persiapan matang untuk menyambut event besar ini.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan event tahunan ini.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga NTB, Tribudi Prayitno, menyatakan bahwa ketenaran Skylancing memperkuat peran NTB sebagai lokasi representatif untuk pengembangan sport tourism.
“Event ini membuktikan bahwa NTB, khususnya Lombok dan Skylancing, telah menjadi lokasi kegiatan sport tourism. PGAWC merupakan event paralayang berskala internasional yang bergengsi di kalangan komunitas paralayang. Atlet-atlet berperingkat dunia turut serta dalam event ini. Ini adalah kali ketiga Skylancing menjadi tuan rumah,” ujar Tribudi Prayitno melalui keterangan tertulis, Selasa 8 April 2025.
Kadis yang akrab disapa Yiyit itu terus memantau perkembangan olahraga semacam ini di NTB.
“Informasinya, ini PGAWC terakhir karena SkyLancing berencana mencoba event lain dengan peserta lebih banyak. SkyLancing sudah tergabung dalam komunitas dan sedang merancang event untuk peserta umum. Hal ini sangat bagus untuk perkembangan sport tourism di NTB,” jelas Yiyit.
Yiyit menambahkan bahwa SkyLancing telah menarik perhatian Pengprov FASI (Federasi Aerosport Indonesia) sebagai salah satu venue Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028. NTB dan NTT akan menjadi tuan rumah bersama.
“Pengprov FASI juga sudah mengunjungi SkyLancing pada Februari lalu. Informasinya, PON 2028 untuk cabang olahraga FASI yang terdiri dari enam cabang akan mengusulkan venue di NTB, khususnya SkyLancing,” paparnya.
Untuk mendukung event PGAWC bulan Mei mendatang, Pemprov NTB telah menyiapkan sejumlah skema dukungan. Mereka memasukkan event ini ke dalam 58 Calendar of Event yang dirilis Pemprov NTB untuk tahun 2025.
“Saya sudah bertemu dengan panitia. Kami memfasilitasi dukungan dari BUMD di NTB dan sudah menyampaikan hal ini ke Sekda. Sekda juga sudah mengirim surat ke sejumlah BUMD. Kami berharap dukungan dapat terwujud karena event ini sangat membantu pencitraan NTB sebagai daerah sport tourism,” jelas mantan Pj Wali Kota Mataram itu.
Yiyit menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu membayar alias gratis untuk menonton PGAWC. Kebijakan ini bertujuan mendekatkan olahraga paralayang kepada masyarakat NTB. Event di SkyLancing telah memberikan banyak manfaat bagi pengembangan olahraga dan pariwisata daerah.
“Masyarakat sering menganggap olahraga ini mahal, tetapi jika ada minat, ada ruang yang bisa komunitas dan pihak terkait fasilitasi. Misalnya, LANUD ZAM (Rembige) dan komunitas-komunitas banyak memfasilitasi. Ketika berkembang menjadi bisnis, ini sangat menjanjikan. SkyLancing sudah membuktikannya,” ujarnya.
Pemprov NTB bersama stakeholder terkait akan berupaya lebih mendekatkan olahraga ini kepada masyarakat.
“Ke depan, dengan kolaborasi, kami harap semakin banyak yang menggemari olahraga ini. Kami sudah berdiskusi dengan Pengprov FASI dan pegiat untuk menyusun program sosialisasi,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Panitia PGAWC 2025, Roy Rahmanto, menyampaikan antusiasme tinggi atlet paralayang internasional untuk mengikuti PGAWC di SkyLancing pada Mei mendatang.
Ia mengatakan bahwa hingga awal April, 95 atlet dari 17 negara telah mendaftar, antara lain dari China, Indonesia, Arab Saudi, Hong Kong, Korea Selatan, UAE, Irak, Prancis, Spanyol, Malaysia, Turki, Mongolia, Serbia, Kosovo, China Taipei, Aljazair, dan Nepal.
Roy mengatakan bahwa panitia sedang fokus mempersiapkan acara, termasuk memperluas area take off untuk opening dan closing ceremony.
“Kami membuka lahan setengah hektare untuk akses masyarakat, termasuk tempat parkir. Tahun ini, penonton bisa menikmati event dengan nyaman,” ujarnya.
Roy menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu membayar untuk masuk dan panitia juga menyediakan fasilitas toilet gratis. Namun, panitia tetap membatasi akses di area khusus atlet demi keamanan.
Sementara itu, hanya dua atlet NTB yang mendaftar untuk PGAWC 2025. Panitia akan menutup pendaftaran pada Minggu kedua Mei.
“Atlet NTB belum memenuhi standar kualifikasi PGAWC. Namun, panitia memiliki wild card untuk lima peserta, yang akan kami berikan kepada atlet Indonesia, khususnya NTB, agar mereka bisa berpartisipasi,” jelas Roy.***