LOMBOKINI.com – Potensi penularan penyakit l Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pasca libur panjang lebaran 1445 H/2024 M, dikhawatirkan meningkat.
Data terbaru menunjukkan bahwa hingga pekan ke-14 tahun 2024, tercatat lebih dari 60.000 kasus DBD di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 455.
Terdapat lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi tahun ini di antaranya Kabupaten Tangerang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Lebak, dan Kota Depok.
Sementara itu, beberapa kabupaten/kota juga mencatat angka kematian DBD yang signifikan, seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Jepara, Kabupaten Subang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Bogor.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit HFMD dan DBD, selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 H/2024 M.
Meski jarang menyebabkan sakit berat, HFMD memiliki kecepatan penularan yang tinggi, terutama di kalangan bayi dan balita.
Menurut Juru Bicara Kemenkes, dr. M Syahril, hampir 6.500 kasus HFMD telah tercatat hingga pekan ke-13 tahun 2024, dengan sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak dan beberapa pada orang dewasa.
Kasus HFMD terbanyak dilaporkan terjadi di Pulau Jawa, khususnya di Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
“Ditambah dengan arus mudik dan libur panjang, potensi peningkatan kasus flu Singapura juga menjadi perhatian,” ungkap dr. Syahril, seperti dikutip lombokini.com, Selasa,16 April 2024.
dr. Syahril menekankan, pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan selama perjalanan mudik dengan cara mencuci tangan secara teratur dan menerapkan etika batuk serta bersin.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi HFMD.
Selain itu, pemudik diminta untuk memastikan kebersihan di kampung halaman guna mengurangi risiko penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Sekalian lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular Demam Berdarah,” imbau dr. Syahril.***
Penulis : Ong
Editor : Redaksi
Sumber Berita : Kemenkes.go.id