LOMBOKINI.com – Salah satu tantangan utama sektor pertanian di Lombok Timur adalah fluktuasi harga komoditas pertanian. Meski petani telah berhasil meningkatkan produksi, mereka sering kali menghadapi masalah harga jual yang tidak memadai.
Mengenai persoalan tersebut, Pemerintah Daerah (Pemda) Lombok Timur (Lotim), terus berupaya memperbaiki jaringan perdagangan guna memastikan mekanisme yang adil dan menguntungkan bagi petani serta melindungi daya beli masyarakat.
Hal itu disampaikan Pj Bupati Lombok Timur, H. Muhammad Juaini Taofik, sesaat sebelum memimpin panen raya bawang putih di lahan Kelompok Tani Gureja Paok, Desa Sembalun Lawang, Kecamatan Sembalun, pada Kamis, 29 Agustus 2024.
“Jaringan-jaringan perdagangan juga sedang dipikirkan. Pemerintah selalu berupaya berada di posisi keseimbangan. Petani panennya bagus, tetapi harga juga tidak boleh kurang bagus, bagaimana sama-sama bagus,” jelasnya
Selain isu harga, Pj Bupati juga menyoroti pentingnya regenerasi petani di Lombok Timur. Dia berharap agar profesi petani bisa menjadi pilihan utama, terutama di wilayah Sembalun yang dikenal sebagai pusat hortikultura.
“Harapan kami tidak saja Sembalun untuk Lombok Timur, Sembalun untuk NTB, Sembalun untuk Indonesia, bahkan Sembalun untuk dunia,” harap Pj Bupati.
Mengakhiri sambutannya, Pj. Bupati mengingatkan para petani untuk terus bekerja keras, tidak cepat puas, dan saling bekerja sama demi kemajuan bersama.
Kepala Dinas Pertanian Lombok Timur, Sahri, sebelumnya melaporkan bahwa budidaya bawang putih di Lombok Timur tahun ini mencapai luas 425 hektar, tersebar di tiga kecamatan, yakni Sembalun, Suela, dan Wanasaba.
“Sembalun memiliki areal paling luas dengan 380 hektar dan berat panen mencapai 21 ton per hektar,”kata Sahri.
Dia berharap, program bawang putih yang didukung oleh Upland Project ini dapat mencapai target di atas 93%. Sehingga program ini bisa terus mendapatkan dukungan untuk peningkatan kapasitas kelembagaan dan keterampilan petani dalam penyediaan bawang putih di masa mendatang.***
Penulis : Ong