LOMBOKINI.com – Ketua Gerakan Sarjana Membangun Desa (GSMD), Muhrim Rajasa, menuding keras praktik nepotisme dalam pembentukan kepengurusan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di Desa Wakan, Kecamatan Jerowaru. Ia mengungkap pola dinasti kekuasaan yang menguasai proses rekrutmen.
“Kami menemukan lingkaran kekuasaan eksklusif yang hanya melibatkan Kepala Desa (Kades), Sekretaris Desa (Sekdes), dan Ketua Koperasi. Mereka dengan sengaja menyingkirkan perwakilan dari berbagai dusun, termasuk tokoh masyarakat, pemuda, dan perempuan,” papar Muhrim, Kamis 22 Mei 2025.
GSMD mengungkapkan struktur kepengurusan hanya mengakomodasi warga dari satu mukim tertentu. “Data kami menunjukkan Kades, Sekdes, dan Ketua Koperasi berasal dari mukim yang sama. Ini jelas bentuk marginalisasi sistematis,” tegas Muhrim.
Lebih lanjut, Muhrim menyoroti kebijakan Kades yang secara terbuka membatasi akses warga dusun lain terhadap posisi strategis. “Kades menciptakan hambatan struktural bagi warga di luar lingkaran kekuasaannya,” tambahnya.
Paradoksnya, desa ini menyimpan banyak potensi pemuda berkualitas dengan jaringan luas hingga tingkat nasional. “Sayangnya, Kades justru mengisolasi sumber daya manusia unggulan ini dan menolak berkolaborasi dengan pemuda dari dusun lain,” kritik tajam Muhrim.
Karena itu, GSMD mengajukan tiga solusi di antarntya adalah Menggali potensi lokal dengan memberikan ruang partisipasi setara bagi seluruh pemuda berkompeten, Menyebarkan pembangunan infrastruktur secara adil ke seluruh wilayah desa dan Menerapkan sistem rekrutmen terbuka untuk mengikis praktik nepotisme
“Kami menolak segala bentuk diskriminasi berbasis domisili. Pemuda potensial adalah modal utama memajukan desa ini,” tegas Muhrim menutup pernyataannya.
Lombokini.com telah mencoba menghubungi Kepala Desa Wakan Sarijul Basri untuk konfirmasi, namun belum mendapat respons. Nomor teleponnya juga tidak dapat dihubungi saat dicoba pada Kamis malam 22 Mei 2025. ***
Penulis : Najamudin Anaji