LOMBOKINI.com – Tahun ke enam sejak Lombok Timur menjadi salah satu dari seratus kabupaten yang menjadi lokasi fokus percepatan penanggulangan stunting, kembali diadakan rembuk stunting.
Acara rembuk stunting ini, berlangsung pada Senin (28/8/2023) di Gedung Wanita Selong, dihadiri oleh berbagai elemen termasuk pimpinan OPD, organisasi perempuan, organisasi masyarakat swadaya, lembaga swadaya masyarakat, dan mitra pemerintah.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Lombok Timur, H.M. Sukiman Azmy, membuka acara rembuk stunting konvergensi terintegrasi 2023 yang bertujuan mencapai target nasional penurunan stunting sebesar 14% pada tahun 2024.
Sebelum membuka kegiatan, Bupati mengingatkan pentingnya kolaborasi, keterpaduan data, dan program yang berkelanjutan dalam menangani stunting. Ia menekankan perlunya strategi kreatif dan diskusi untuk mencapai solusi terbaik.
“Jangan konvensional, harus berkreasi,” pesannya, “mari berdiskusi untuk menemukan solusi terbaik untuk mencapai target,”katanya.
Plt. Kantor Perwakilan BKKBN NTB, Lalu Makripudin, yang juga hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat Lombok Timur atas kolaborasi dalam menangani stunting.
Ia mengingatkan tentang urgensi percepatan penanganan stunting mengingat target nasional 14% pada tahun 2024. Kendati, Data SSGI menunjukkan bahwa Lombok Timur masih memiliki angka stunting di atas 30%.
Dalam hal pendataan, Makripudin menekankan pentingnya pendampingan dari pemerintah Daerah pada pelaksanaan penelitian kesehatan dasar (Riskesdas) 2023 yang berlangsung dari Agustus hingga Oktober.
Tim Pendamping Keluarga (TPK) diharapkan dapat membantu dalam survei dan mengawasi pola serta asupan makanan anak-anak stunting yang diintervensi.
Ditekankannya pula untuk melakukan pengawasan terhadap pola serta asupan makanan anak-anak stunting yang diintervensi. Hal tersebut menurutnya dapat dilakukan oleh pendamping keluarga harapan (PKH).
Pembukaan rembuk stunting ditutup dengan penandatanganan komitmen percepatan penurunan stunting terintegrasi untuk tahun 2024.
Harapannya, komitmen ini akan meningkatkan kemajuan dalam penanggulangan stunting di Lombok Timur. ***