Kenapa Datang ke Hultah NWDI

Jumat, 12 September 2025 - 23:53 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hadiri dan Sukseskan Hultah Akbar NWDI ke-90 dan Haul ke-28 Maulana Syaikh di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad 14 September 2025. (Foto: Lombokini.com/Tangkapan Layar).

Hadiri dan Sukseskan Hultah Akbar NWDI ke-90 dan Haul ke-28 Maulana Syaikh di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad 14 September 2025. (Foto: Lombokini.com/Tangkapan Layar).

Oleh: Salman Faris

Jika lautan manusia yang hadir di medan Hultah NWDI ditanya tentang alasan kehadiran, mungkin akan muncul beragam jawaban sesuai dengan latar belakang, pengalaman, dan harapan masing-masing. Ada yang datang karena dorongan tradisi keluarga. Ada pula yang datang demi merasakan suasana kebersamaan. Termasuk ada yang berharap memperoleh berkah, dan tidak sedikit pula yang menjadikan momentum itu sebagai ruang memperkuat jaringan sosial. Namun dari sekian banyak alasan yang berbeda, satu jawaban yang hampir selalu sama dan tidak berubah dari masa ke masa, yaitu keinginan untuk berjumpa dan melihat langsung Maulanassyeikh.

Kehadiran seorang tokoh karismatik dalam sebuah peristiwa keagamaan bukanlah sekadar simbol. Namun inti yang menyatukan ribuan bahkan jutaan langkah manusia menuju satu medan yang sama. Sejak pertama kali saya mengenal Hultah NWDI lebih dari empat dekade lalu, satu hal yang selalu mengikat ingatan adalah konsistensi kehadiran Maulanassyeikh. Tidak ada satu pun momentum besar, baik pawai alegoris yang membuka rangkaian acara maupun puncak peringatan, yang dilewati tanpa kehadiran beliau. Dari kenyataan itu dapat dipahami bahwa Maulanassyeikh sepenuhnya menyadari makna kedatangan jamaah yaitu kerinduan untuk bertemu langsung dengan beliau.

Dalam ruang pertemuan yang begitu luas, di mana setiap individu memiliki tujuan masing-masing, kehadiran tokoh sentral menjadi benang yang menyatukan. Maulanassyeikh bukan hanya hadir sebagai pemimpin tertinggi organisasi, beliau juga sebagai figur yang meneguhkan alasan paling mendasar dari Hultah itu sendiri. Kehadirannya menegaskan penghargaan dan penghormatan terhadap jamaah yang telah menempuh jarak, meninggalkan kesibukan sehari-hari, serta mengorbankan uang, waktu, dan tenaga demi hadir di medan Hultah. Itulah alasan Hultah NWDI tidak pernah kehilangan pusat gravitasi spiritual dan sosial.

Kebersamaan yang terbangun dari momen ini memperlihatkan sebuah relasi timbal balik, yakni jamaah datang dengan kerinduan, sementara pucuk pimpinan hadir dengan keteladanan. Relasi inilah yang menumbuhkan ikatan emosional yang jauh melampaui ritual seremonial. Tidak mengherankan jika dari tahun ke tahun, dalam setiap Hultah yang saya hadiri, dapat dipastikan bahwa Hultah NWDI menjadi semacam perayaan kolektif yang tidak hanya dirasakan sebagai acara tahunan, melainkan juga sebagai peristiwa yang memperkuat rasa kebersamaan.

Baca Juga :  Hadapi Gejolak Nasional, Ketua PITI Ajak Pemimpin Teladani Rasulullah

Jika merujuk pada tradisi panjang itu, maka wajar bila medan Hultah NWDI selalu dipahami sebagai ruang perjumpaan yang tidak boleh kehilangan tokoh sentralnya. Sebab tanpa kehadiran Maulanassyeikh, alasan yang paling mendasar dari kedatangan lautan jamaah akan kehilangan ruh. Kehilangan juga berkah. Dalam hal ini, Hultah NWDI bukan sekadar tentang peringatan. Juga bukan hanya tentang pawai atau ritual, tetapi tentang hadirnya figur yang menjadi pusat kerinduan, teladan, dan sumber penghormatan bagi seluruh jamaah.

Sudah tentu, Hultah NWDI dapat dibaca sebagai sebuah institusi kultural yang memiliki daya ikat sosial sangat kuat. Tidak semua organisasi atau gerakan keagamaan mampu mempertahankan tradisi peringatan tahunan yang melibatkan massa dalam jumlah luar biasa besar selama puluhan tahun. Daya ikat itu bukan semata karena organisasi mampu menggerakkan struktur yang rapi, tetapi karena ada figur yang selalu menjadi peneguh makna. Maulanassyeikh hadir sebagai pusat spiritual yang dirayakan bersama jamaah. Inilah yang membuat Hultah NWDI tidak pernah sekadar menjadi agenda organisasi, melainkan sebuah peristiwa kolektif yang dimiliki bersama oleh umat.

Atmosfer yang terbentuk dalam medan Hultah NWDI bukan hanya suasana religius, tetapi juga percampuran rasa yang sulit dideskripsikan dengan sederhana. Di sana hadir perasaan haru, rindu, gembira, dan bangga yang saling berkelindan. Jamaah yang datang dari pelosok desa hingga kota besar merasa menemukan ruang di mana kerinduan mereka terjawab. Hultah menjadi tempat pertemuan antargenerasi, di mana mereka yang dulu datang sebagai anak-anak kini hadir sebagai orang tua bersama keturunan masing-masing. Semua itu terus berlangsung karena ada keyakinan bahwa Maulanassyeikh akan hadir untuk menyambut dan meneguhkan kerinduan tersebut.

Baca Juga :  Partai Politik dan Penonaktifan Anggota Dewan: Krisis Sistemik Demokrasi Indonesia

Lebih jauh, kehadiran Maulanassyeikh dalam Hultah NWDI juga merupkakan bentuk penghormatan timbal balik. Beliau menghargai kedatangan jamaah dengan selalu memastikan diri hadir, sementara jamaah menghargai keteladanan beliau dengan terus berbondong-bondong memenuhi medan Hultah. Relasi saling menghormati ini menumbuhkan rasa kepemilikan kolektif terhadap Hultah. Jamaah tidak merasa datang sebagai objek, melainkan sebagai bagian penting dari sebuah peristiwa agung yang melibatkan diri mereka secara penuh.

Hultah NWDI juga menjadi ruang di mana nilai keulamaan dan kepemimpinan rohaniah dipertemukan dengan pengalaman massa. Dalam konteks ini, peran Maulanassyeikh bukan hanya simbol, melainkan poros yang menjaga agar makna Hultah tidak terlepas dari tujuan spiritual dan kulturalnya. Di tengah dunia yang terus berubah, di mana banyak peringatan keagamaan kehilangan daya tarik dan makna mendalam, Hultah NWDI justru tetap bertahan dan semakin mengakar. Hal ini tidak lepas dari komitmen dan keteladanan Maulanassyeikh menjaga tradisi kehadiran.

Maka, ketika ditanya mengapa orang datang ke Hultah NWDI, jawaban selalu kembali pada satu titik yang sama, yakni kerinduan untuk melihat Maulanassyeikh. Dari sinilah Hultah menemukan daya hidup secara kolektif, yakni pada perjumpaan antara lautan jamaah dan kehadiran figur sentral yang menjadi poros sejarah, tradisi, dan masa depan NWDI.

Dengan begitu, di masa kini, ketika Maulanassyeikh sudah tidak ada, pucuk pimpinan yang diteladani tidak boleh tak ada di tengah jamaah. Apa pun alasan dan sebabnya. ***

Penulis adalah Akademisi, Pekerja Seni Budaya, Pemerhati Sosial Politik dan Media

Malaysia, 12 September 2025

Penulis : Salman Faris

Berita Terkait

Spirit Maulid di Darunnajah: Menguatkan Iman dan Akhlak Mulia
Ran dan Kesetaraan Gender Orang Sasak
Jadilah Parlemen, Bukan Parlente
Kopi Self Service dan Pajak Kafe yang Full Service
Sasak, Bangsa Tanpa Pemimpin Kultural
Sasak, Bangsa Tanpa Jalan Keluar
Wabup Edwin Apresiasi Kedamaian Masyarakat Lombok Timur pada Peringatan Maulid Nabi
Harga Beras dan Hukum Pasar yang Kabur

Berita Terkait

Jumat, 12 September 2025 - 23:49 WITA

Pemuda Puncak Jeringo Kecewa, Menteri Transmigrasi Abaikan Aspirasi Warga

Jumat, 12 September 2025 - 18:30 WITA

Menteri Transmigrasi Usung Konsep ‘Emas Baru’ untuk Pacu Kemajuan Lombok Timur

Jumat, 12 September 2025 - 15:16 WITA

Lebih dari 30 Ribu Peserta Ramaikan Pawai Pertama Hultah Akbar NWDI Ke-90

Jumat, 12 September 2025 - 13:07 WITA

Baznas Lombok Timur Salurkan Bantuan untuk Anak Asuh 99 LKSA

Jumat, 12 September 2025 - 12:22 WITA

Polisi Ringkus Pelaku Penganiayaan Tawuran Malam Tahun Baru di Keruak

Kamis, 11 September 2025 - 22:47 WITA

Pemkab Lotim Pangkas Anggaran Seremonial, Alihkan ke Pendidikan dan Kesehatan

Kamis, 11 September 2025 - 18:11 WITA

Bupati Iron: ‘Monitoring Lemah, Peringkat MCP Kita Anjlok’

Rabu, 10 September 2025 - 23:24 WITA

Pemkab Lombok Timur Gandeng Orang Tua dan IPARI Perkuat Perlindungan Anak

Berita Terbaru

Hadiri dan Sukseskan Hultah Akbar NWDI ke-90 dan Haul ke-28 Maulana Syaikh di Pancor, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Ahad 14 September 2025. (Foto: Lombokini.com/Tangkapan Layar).

Khazanah

Kenapa Datang ke Hultah NWDI

Jumat, 12 Sep 2025 - 23:53 WITA