Kenikmatan Kopi Tubruk Khas Lombok yang Dibuat dengan Cinta Para Janda

- Penulis Berita

Jumat, 20 Oktober 2023 - 15:16 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Proses pembuatan kopi oleh kelompok PEKKA Pada Mele di Dusun Dasan Tiga, Sukamulia Timur.  (ong)

Proses pembuatan kopi oleh kelompok PEKKA Pada Mele di Dusun Dasan Tiga, Sukamulia Timur. (ong)

LOMBOKINI.com – Kopi saat ini telah menjadi minuman wajib di setiap rumah, bahkan menjadi pilihan utama untuk memulai pagi yang penuh semangat. Dalam industri kopi yang semakin berkembang, berbagai merek dan rasa kopi menghiasi pasar, dari yang diproduksi dengan peralatan canggih hingga yang mempertahankan cara tradisional.

Di sebuah rumah berukuran cukup besar di Dusun Dasan Tiga, Desa Sukamulia Timur, Kecamatan Sukamulia, terlihat ibu-ibu berbaris di depan tungku kayu dan wajan tanah liat. Mereka sibuk mengaduk biji kopi khas Lombok, tanpa tergoyahkan oleh kobaran api dan panas cuaca. Bahkan saat asap mengganggu, mereka tetap bersemangat.

Kegiatan ini dilakukan setiap Minggu oleh kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) Pade Mele. Mereka menghasilkan kopi tubruk hitam khas Lombok yang diberi nama “Kopi PEKKA Pade Mele.”

Kelompok ini, yang dipimpin oleh Ibu Selamah, terdiri dari 17 anggota, sebagian besar adalah janda cerai dan janda mati. Mereka mulai beraksi pada Maret 2023, berkat inisiatif ibu-ibu di Dusun dan dukungan Yayasan PEKKA. Mereka bertekad memberdayakan ibu-ibu sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Pada awalnya, mereka mengumpulkan modal usaha dengan cara menabung hasil penjualan sampah organik yang mereka pilah dan kumpulkan. Hasilnya dijual setelah dikumpulkan di rumah ketua kelompok. Mereka juga iuran bersama Rp5.000 per orang. Dengan modal ini, mereka membeli bahan baku dan mulai produksi menggunakan alat tradisional.

Baca Juga :  Luthfi-Wahid Resmi Terima B.1-KWK Semua Partai Pengusung, Siap Daftar di KPU Lotim

Biji kopi mereka sebagian dibeli dari pengepul kopi di Desa Sembalun, dan sebagian lainnya dipetik sendiri di kebun kopi warga Desa. Ini adalah jenis kopi Robusta lokal atau kopi khas Lombok.

Meskipun di tengah berbagai merek kopi yang bersaing di pasar, kopi mereka tak kalah saing, meski diproduksi secara tradisional. Mereka sangat selektif dalam memilih biji kopi yang mereka gunakan. Dari 17 anggota, sebagian menggoreng kopi, sehingga setiap produksi adalah kerja sama tim.

Kopi tubruk yang dihasilkan memiliki rasa dan aroma khas yang menarik perhatian pecinta kopi. Proses penggorengannya menggunakan kayu khusus, seperti pelepah daun kelapa kering dan kayu kelapa. Kayu yang digunakan memengaruhi rasa kopi, sehingga mereka memilih kayu kelapa dengan harga Rp 200 ribu per mobil L300.

Kopi ini awalnya dipasarkan di masyarakat lokal, kemudian ke kantor dinas dan kantor DPRD. Seiring berjalannya waktu, kopi ini menjadi populer di kalangan pecinta kopi, baik lokal maupun luar daerah. Saat ini, pembeli bahkan datang sendiri setiap Minggu, tanpa perlu dipasarkan lagi.

Selain diminati di Lombok, kopi ini juga diangkut ke Pulau Sumbawa, dan saat ini diminati di daerah lain, seperti Jakarta, Jawa, hingga Kalimantan. Namun, kendala terletak pada ongkos kirim yang lebih mahal daripada harga kopi, sehingga mereka masih berusaha menangani hal ini.

Baca Juga :  Pemerintah Daerah Lombok Timur Upayakan Keseimbangan Harga Komoditas Pertanian

Kopi ini dijual dengan harga Rp 15 ribu per toples kecil untuk yang campuran, Rp 20 ribu per toples kecil untuk yang asli, dan Rp25 ribu kopi jahe. Toples besar dijual seharga Rp 35 ribu untuk yang campuran, Rp 45 ribu untuk yang asli dan Rp 50 ribu yang kopi jahe.

Setiap Minggu, produksi kopi tubruk ini terus berjalan karena permintaan yang konsisten. Dalam 10 kilogram biji kopi yang mereka produksi, mereka bisa menghasilkan hingga 26 toples kecil. Produksi tergantung pada tingkat permintaan dan dapat dilakukan seminggu sekali atau lebih lama jika pesanan sedang berkurang.

Meskipun kelompok ini telah menjalankan usaha kopi tubruk dengan sukses, mereka masih terus mengumpulkan sampah untuk menambah modal usaha. Selain kopi, mereka juga memproduksi kerupuk, nasi kotak, dan makanan ringan.

Pendapatan dari penjualan mereka telah mencapai jutaan rupiah, yang akan diberikan kepada ketua kelompok dan dibagikan kepada anggota kelompok. Sebagian hasil penjualan juga akan disimpan sebagai tabungan.

Kerja keras mereka mendapatkan dukungan dari masyarakat lokal dan institusi pemerintah. Produk mereka selalu dibeli dalam jumlah besar, bahkan menjadi langganan dinas dan DPRD. Dengan semangat dan cita rasa khasnya, Kopi PEKKA Pade Mele terus menggairahkan dunia kopi di Lombok dan sekitarnya.*

Penulis : Ong

Editor : Redaksi

Berita Terkait

Wujudkan Lombok Timur Maju dan Harmonis, Luthfi-Wahid Siapkan Program Rp 1 Miliar 1 Desa
Pemerintah Daerah Lombok Timur Upayakan Keseimbangan Harga Komoditas Pertanian
Keberkahan Musim Kemarau Bagi Petani Tembakau
Kake Ashwan : Pemimpin Masa Depan Harus Peduli dengan Ekonomi Kreatif
BBPOM Mataram Dukung UMKM dengan Layanan Prima Pre Audit CPPOB
Kasus Kematian Khairul Wardi di RSUD Dr. R. Soedjono Selong Jadi Perhatian Publik
Mengembalikan Kejayaan Kopi Sembalun di Lereng Rinjani
Viral, Video Bakal Calon Bupati Lombok Timur, Jika Terpilih Langsung Angkat Utang

Berita Terkait

Jumat, 13 September 2024 - 14:30 WIB

Bacagub Ummi Rohmi Keliling Naik Cidomo Sapa Warga Lombok Timur

Rabu, 11 September 2024 - 16:51 WIB

Atlet Dance Sport NTB Raih Medali Emas di PON XXI Aceh-Sumut 2024

Rabu, 11 September 2024 - 16:21 WIB

Hassanudin Raih Penghargaan Apresiasi Tokoh Indonesia 2024 dari Tempo

Kamis, 5 September 2024 - 12:01 WIB

Wujudkan Lombok Timur Maju dan Harmonis, Luthfi-Wahid Siapkan Program Rp 1 Miliar 1 Desa

Rabu, 4 September 2024 - 23:37 WIB

Lawan Petahana Pilkada Loteng 2024, Ruslan-Normal Bentuk Satgas Pengawas ASN

Selasa, 3 September 2024 - 18:38 WIB

UIN Mataram Raih Predikat Akreditasi Unggul dengan Nilai 362 dari BAN-PT

Selasa, 3 September 2024 - 18:30 WIB

Setelah Resmi Daftar di KPU, Relawan ‘Luthfi Wah’ Konsolidasi Pemenangan Syamsul Luthfi-Abdul Wahid

Senin, 2 September 2024 - 17:37 WIB

Usia 22 Tahun, Wahyu Apriawan Riski Anggota DPRD NTB Termuda Periode 2024-2029

Berita Terbaru

Bacagub NTB Ummi Rohmi Naik Cidomo Sapa Warga Lombok Timur. (Foto: Lombokini.com).

Lombok Timur

Bacagub Ummi Rohmi Keliling Naik Cidomo Sapa Warga Lombok Timur

Jumat, 13 Sep 2024 - 14:30 WIB

Kebiasaan Ini dapat Menghalangi Kebahagiaan Seseorang. (Foto: Lombokini.com/Ilustrasi).

Gaya Hidup

Kebiasaan Ini dapat Menghalangi Kebahagiaan Seseorang

Rabu, 11 Sep 2024 - 15:23 WIB

Rumah Minimalis Modern yang Paling Populer Dicari Banyak Orang. (Foto: Karawang Digital).

Gaya Hidup

Tips Merancang Rumah Minimalis Modern Dicari Banyak Orang

Selasa, 10 Sep 2024 - 23:45 WIB