LOMBOKINI.com – Keterisolasian masih membelenggu warga Desa Seriwe, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dua wilayah desa mereka terpisahkan oleh sebuah muara yang langsung menghadap ke Samudra Hindia.
Setiap hari, warga Dusun Penyonggok terpaksa menyeberangi muara itu menggunakan sampan, bahkan berenang melawan arus deras demi mengakses Dusun Seriwe Induk.
Kondisi memilukan ini viral di media sosial pada Selasa, 4 November 2025, setelah warga merekam aksi para tetangganya yang menggotong keranda jenazah di atas sampan untuk dibawa ke pemakaman. Pemandangan itu menggambarkan betapa kerasnya perjuangan hidup masyarakat Seriwe.
Bukan hanya orang dewasa, anak-anak sekolah pun harus menantang arus yang sama setiap hari. Saat air pasang, mereka kerap berenang sambil mengangkat tas di atas kepala agar bukunya tidak basah.
Kepala Desa Seriwe, Huda Yana, membenarkan kondisi tersebut. Ia mengatakan, arus di muara itu sangat berbahaya, terutama saat pasang.
“Kalau air naik, anak-anak tidak bisa menyeberang. Mereka harus menunggu surut baru bisa lewat,” ujarnya.
Pemerintah desa, ungkap Huda, pernah membangun jembatan bambu pada 2022 menggunakan Dana APBDes Perubahan senilai Rp 212 juta. Sayangnya, angin puting beliung merobohkan jembatan itu dua tahun kemudian dan merusak sejumlah rumah warga.
“Sampan bantuan yang biasa digunakan anak-anak sekolah juga sudah rusak, jadi warga kembali kesulitan,” kata Huda.
Ia mengaku telah melaporkan masalah ini kepada Bupati Lombok Timur. Pihaknya mendapat respons bahwa rencana pembangunan jembatan permanen akan diupayakan melalui anggaran pemerintah daerah.
“Kami berharap pemerintah segera membangun jembatan permanen, karena ini satu-satunya akses anak sekolah, ibu hamil, warga ke pasar, bahkan untuk mengantarkan jenazah,” harapnya.
Warga meyakini, kehadiran jembatan penghubung antara Dusun Penyonggok dan Dusun Seriwe Induk bukan sekadar urusan infrastruktur.
Mereka memandangnya sebagai urat nadi kehidupan dan harapan bagi ribuan jiwa di pesisir selatan Lombok Timur, sebuah jalan menuju kemajuan, keamanan, dan kesejahteraan bersama. ***
Penulis : Najamudin Anaji







