Oleh : Putra Wanda S. Kom., M.Eng., Ph.D., CSCU, JFC, MTCNA, MTCRE
PISA (Program for International Student Assessment) merupakan program yang diselenggarakan oleh organisasi internasional OECD untuk mengukur kualitas Pendidikan dasar menengah di berbagai kawasan termasuk Indonesia. Seperti yang sudah diprediksi, Skor PISA 2022 Indonesia kembali belum mencapai level yang baik. Skor PISA Indonesia dalam Membaca (Literasi), Matematika (Numerasi), dan Sains menunjukkan nilai yang stagnan bahkan jika diukur sejak Indonesia mengikuti tes ini untuk pertama kali. Ini membuktikan ada yang keliru dalam sistem Pendidikan dasar menengah kita hingga saat ini. Hal ini tercermin dari 3 indikator kemampuan siswa Indonesia yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara Kawasan ASEAN.
Mengapa mutu pendidikan kita yang tercermin melalui Skor PISA stagnan, bahkan cenderung menurun selama 20 tahun terakhir?
Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap warga negara dan menjadi kunci utama jika ingin menjadi negara yang maju. Pendidikan yang berkualitas merupakan harapan setiap warga untuk meningkatkan taraf hidupnya. Aspek pendidikan ini juga menjadi sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional di tengah perlombaan yang makin kompetitif.
Pada satu dekade terakhir, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah positif untuk memperbaiki pendidikan tanah air, seperti peningkatan alokasi anggaran dan akses Pendidikan dasar-menengah serta program literasi yang lebih luas. Namun, perjuangan untuk meningkatkan pendidikan dasar di Indonesia tidak boleh berhenti di situ. Dibutuhkan usaha yang berkelanjutan dan komitmen yang kuat untuk menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, berkeadilan, dan berkualitas bagi semua anak bangsa. Selain itu, diperlukan langkah yang lebih mendasar dalam memperbaiki kualitas Pendidikan dasar menengah di Indonesia.
Menurut analisa kami terkait hasil PISA terbaru, terdapat beberapa hal yang wajib dibenahi pada pendidikan dasar di Indonesia:
Arah & Strategi Pendidikan Jangka Panjang
Langkah awal untuk membenahi kualitas Pendidikan di Indonesia ialah dengan menyusun arah dan strategi jangka Panjang Pendidikan Indonesia. Langkah ini dapat dilakukan dengan mewujudkan dokumen Cetak Biru (Blueprint) Pendidikan Indonesia yang memuat arah dan strategi Pendidikan jangka Panjang nasional yang komprehensif dan holistik. Dokumen ini harus menjadi panduan utama bagi setiap stakeholders bidang Pendidikan dalam mengambil kebijakan dan program terkait dengan Pendidikan di Indonesia dalam 10 – 20 tahun ke depan. Dokumen ini harus mencerminkan target akhir yang ingin dicapai melalui proses Pendidikan jangka Panjang yang diterapkan secara konsisten.
Misi peningkatan kualitas Pendidikan Indonesia merupakan proses jangka panjang yang memerlukan konsistensi dan fokus. Dalam dua dekade terakhir, Pemerintah gemar melakukan gonta-ganti kurikulum Pendidikan baik di tingkat Dasar, Menengah hingga Atas. Namun, kebijakan pergantian kurikulum yang seiring dengan pergantian rezim terbukti tidak efektif dalam meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Jadi, dibandingkan dengan sibuk mengubah kurikulum setiap pergantian rezim, melakukan utak-atik program hingga menelurkan jargon-jargon baru yang tidak substansial, sebaiknya Pemerintah fokus melakukan perbaikan yang lebih mendasar dalam Pendidikan Nasional.
Kualitas Guru
Guru menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Saat ini, program sertifikasi guru menjadi tolak ukur tunggal dalam mengukur kualitas pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Namun, diperlukan pengembangan terus-menerus bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam mengajar secara efektif dan mengadopsi metode pengajaran yang inovatif. Guru yang berkualifikasi dapat mengembangkan metode pengajaran yang inovatif melalui penggunaan teknologi pendidikan, dan pendekatan kolaboratif yang lebih menarik bagi siswa untuk mengasah High Order Thinking Skill (HOTS) peserta didik. Langkah ini akan membantu terbentuknya lingkungan pendidikan yang lebih berkualitas bagi siswa.
Selanjutnya, metode pengajaran yang kurang inovatif juga bisa menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi pendidikan di Indonesia. Model pembelajaran tradisional dengan penekanan pada pembelajaran yang bersifat hafalan cenderung membuat siswa kurang kreatif dan tidak mampu berpikir secara kritis. Penting bagi sistem pendidikan kita untuk terus mengembangkan metode pengajaran yang menstimulasi keingintahuan, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis serta pengajaran yang membangkitkan motivasi siswa untuk terus belajar dan bekerja keras dalam mencapai cita-cita di masa depan. Kita mengakui bahwa Pemerintah telah berupaya meningkatkan anggaran infrastruktur penyelenggaraan pendidikan setiap tahun. Namun, pekerjaan rumah yang lebih urgent menurut PISA ialah bagaimana kebijakan peningkatan dan pemerataan kualitas Guru di Indonesia.
Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat
Hal lain yang tidak kalah penting dalam mendukung peningkatan mutu Pendidikan di Indonesia ialah dengan meningkatkan partisipasi orang tua dan masyarakat dalam proses pendidikan, terutama dalam meningkatkan literasi dan minat membaca bagi setiap siswa di setiap jenjang Pendidikan. Peningkatan kemampuan literasi ini sangat membantu dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam semua mata pelajaran. Program penguatan literasi sejak dini melalui keluarga menjadi kunci untuk kesuksesan program literasi di Sekolah. Sehingga peran orang tua menjadi sangat krusial dalam meningkatkan kegiatan literasi siswa selama di rumah.
Kolaborasi yang kuat antara Pemerintah, Sekolah, Guru, Orang tua, dan Masyarakat. untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pendidikan adalah langkah penting dalam mengatasi tantangan ini. Kita perlu menyadari bahwa untuk dapat memetik buah dari kualitas Pendidikan yang bagus, diperlukan proses yang panjang dan rintangan yang berat. Melalui penerapan solusi ini secara komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan prestasi pendidikan dasar menengah di Indonesia lebih memuaskan di masa depan.
Sebagai catatan akhir, sebanyak dan melimpah apapun Sumber Daya Alam yang kita miliki, “selama SDM Indonesia tidak berkualitas selama itu juga tidak akan mampu menopang cita-cita menjadi Indonesia Maju”. Jadi, mari kita bersama-sama menghadapi tantangan ini dengan tekad kuat untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan berkualitas bagi generasi penerus bangsa kita. Dengan kualitas pendidikan yang baik serta komitmen Pemerintah, Sekolah, Guru, Orang tua, dan Masyarakat untuk menjalani proses di atas, maka harapan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 bukan lagi sekadar mimpi sesaat.
Penulis adalah Dosen, Konsultan & Chairman ASTEEC (Lembaga Pelatihan & Penelitian Internasional)