LOMBOKINI.com – Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) merilis buku perdana bertajuk “Dari Segui Ke Rinjani,” yang menggambarkan kondisi pariwisata Lotim dari selatan hingga utara.
Meskipun lanskap wisata terlihat memukau, buku setebal 300 halaman tersebut mengkritisi ketidakpuasan kunjungan wisatawan.
Ketua FJLT, Rusliadi, menyampaikan bahwa buku tersebut memberikan tinjauan mendalam terhadap pengelolaan sektor pariwisata Lotim.
“Lanskap wisata kita sangat cantik, namun kunjungan wisatawan kita tidak pernah memuaskan,” pengantar Rusliadi mengawali acara bedah buku tersebut, Sabtu, 30 Desember 2023.
Qori’ Bayyinarosyi, Direktur Sunrise Land Lombok (SLL) dan pegiat pariwisata, mengapresiasi karya tersebut sebagai referensi langka yang mendalam tentang pariwisata lokal.
Menurut Qori’, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa nilai komersial wisata di Lombok Timur tinggi, tetapi pemeliharaan minim, menyebabkan dampak negatif pada lingkungan.
Ia juga mencatat tingginya kepedulian anak muda terhadap budaya, namun kurangnya penghayatan terhadap warisan budaya.
Berkaitan dengan pemerintah daerah, Qori’ menyoroti kurangnya keseriusan dalam pengembangan pariwisata, dengan lebih menekankan pada keuntungan semata.
Data dari UGM, ungkapnya, menempatkan Lotim di peringkat kedua terakhir dari 32 kabupaten terkait pariwisata.
Peneliti pariwisata dan budaya, Karomi, menyarankan agar buku ini dikemas lebih komprehensif dengan referensi yang diperkuat dan data yang lebih lengkap.
Ia menekankan pentingnya media massa sebagai alat kontrol kebijakan pemerintah, termasuk di sektor pariwisata.
Closing statement dari Ketua FJLT, Rusliadi, menyatakan bahwa buku ini akan direvisi sesuai masukan, termasuk tanggapan dari SLL yang belum dimasukkan.
Ia menegaskan komitmen untuk meningkatkan kualitas data dan fokus pada aspek-aspek yang lebih tajam, baik yang manis maupun pahit, dalam karya-karya mendatang. ***