LOMBOKINI.com – Keberadaan ritel modern jenis Alfamart dan Indomaret di Kecamatan Sembalun memicu gejola berkelanjutan. Hal ini bertanda Pemerintah Daerah (Pemda) Lotim diharuskan segera mengambil kebijakan, sebelum nasi menjadi bubur.
Keberadaan ritel modern di kawasan wisata dengan alasan kenyamanan wisatawan dan kompetensi usaha merupakan alasan kelasik. Hal ini juga bertanda bahwa Pemda Lotim gagal membina Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Karena kondisi ini juga jelas akan berdampak pada usaha masyarakat lokal yang berupaya mengais keuntungan dari manfaat pariwisata di kawasan Sembalun.
“Alasan mendasar, keberadaan usaha pemodal besar ritel ini membunuh usaha kecil masyarakat yang berusaha mengambil manfaat dari pariwisata,” kata Baiq Sri Mulya, yang merupakan Jubir Solidaritas Masyarakat Peduli Sembalun (SMPS), Jumat, 15 Juli 2023.
Apabila masyarakat lokal dihadapkan dalam kondisi seperti ini, lambat laun akan melumpuhkan perekonomian mereka. Pemda Lotim harusnya memikirkan cara mendukung kelompok usaha lokal ini.
“Hematnya, tuntutan pasar akan peningkatan kualitas pelayanan bagi wisatawan, seharusnya direspon oleh Pemerintah dengan meningkatkan fungsi pembinaan,” ujar Sri.
Sri yang juga Ketua Komunitas SembalunNina menilai, persaingan tidak sehat akan terjadi. Kendati, ritel moderen bermodal besar menjadi pesaing usaha masyarakat yang hanya bermodal pinjaman KUR dan lintan darat.
“Alasan-alasan inilah yang mendasari tuntutan masyarakat Sembalun, untuk menutup secara permanen dan menolak semua jenis ritel modern di Sembalun. “Kami menolak semua jenis ritel yang menyaingi usaha masyarakat,” tegas Sri. (*)
Penulis : Ong