LOMBOKINI.com — Menutup tahun 2023, Pemerintan Daerah Lombok Timur (Pemda Lotim), tertantang dengan pekerjaan rumah yang serius, terutama penurunan stunting yang masih menjadi perhatian utama.
Bonus demografi, jika tidak dikelola dengan cermat, dapat menjadi ancaman serius mengingat masalah stunting dan gizi buruk masih merajalela.
Sebab masalah stunting dan gizi buruk belum sepenuhnya teratasi dengan baik, karena kualitas sumber daya manusianya dan pengetahuan masyarakat.
Selain itu, data yang simpang siur antara Pemerintah Desa, Puskesmas, dan UPTD DP3AKB serta jenis bantuan makanan yang diberikan oleh pemerintah kepada mereka yang dianggap memiliki resiko stunting.
Hal tersebut terungkap dalam acara Pojok Jurnalis, bertajuk “Peran Jurnalis dalam Kampanye Penurunan Stunting”, yang diselenggarakan oleh Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) di Sunrise Land Lombok (SLL) Labuhan Haji, pada Minggu (31/12/2023).
Berangkat dari permasalahan tersebut, FJLT dan Kepala Dinas DP3AKB Lotim, berkomitmen akan menggelar road show ke desa-desa yang resiko stunting tinggi.
Kepala Dinas DP3AKB Lotim, H. Ahmat, menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi FJLT, dalam rangka mengkampanyekan stunting. “Kami akan fasilitasi apa saja,”tungkasnya.
Road show perdana di tahun 2024 akan fokus pada desa-desa dengan tingkat pemahaman rendah mengenai stunting. Pemilihan lokasi pertama dipercayakan kepada jurnalis, yang dianggap paham kondisi di lapangan.
“Kawan-kawan jurnalis yang lebih memahami, silahkan ke desa mana saja tempat diselenggarakannya nanti,” kata H. Ahmat.
Road show ini tidak hanya memberikan pemahaman tentang stunting, tetapi juga melibatkan kegiatan bakti sosial untuk ibu hamil dan anak yang berisiko stunting.
Komitmen dan kolaborasi antara media, pemerintah daerah, dan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi tantangan serius ini dan memastikan bonus demografi berkembang menjadi potensi positif bagi Lombok Timur.***
Penulis : Ong
Editor : Redaksi