Kabupaten Lombok Timur memulai program sekolah lansia menuju Indonesia emas 2045. Lokasi replika perdana di Dusun Dasan Reban, Desa Bagik Payung Selatan, Kecamatan Suralaga.
LOMBOKINI.com – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Lombok Timur, meluncurkan program sekolah lansia, pada Senin, (25/6/2024). Program ini bertujuan agar para lansia tidak menjadi beban bagi negara dan keluarga.
Lokasi replikasi sekolah lansia tingkat kabupaten ini berada di Dusun Dasan Reban, Desa Bagik Payung Selatan (BPS), Kecamatan Suralaga, Lombok Timur, yang diikuti 40 orang tahap pertama.
Kepala DP3AKB Lombok Timur, H. Ahmat, menjelaskan bahwa program ini merupakan tindak lanjut dari kick-off 10 Pasti Intervensi Serentak Pencegahan Stunting yang diluncurkan di Pendopo Bupati Lombok Timur pada 30 Mei lalu.
“Sekolah lansia ini bertujuan menjadikan lansia yang smart, tangguh, dan mandiri dalam rangka menyongsong Indonesia Emas 2045,” katanya.
Menurut Ahmat, pemerintah saat ini memandang pentingnya kondisi lansia yang mandiri, tangguh, dan produktif menjelang tahun 2045. Oleh karena itu, program sekolah lansia ini penting agar para lansia tidak menjadi beban keluarga dan negara.
“Target nasional saat ini adalah satu kabupaten satu sekolah lansia. Untuk Lombok Timur, Desa Bagik Payung Selatan menjadi pilot project kami,” jelas Ahmat.
Pada tahap pertama ini, peserta sekolah lansia akan belajar selama enam bulan dengan total 12 kali pertemuan.
Fokus pembelajaran adalah mengajarkan keterampilan ringan, pemeriksaan kesehatan, tips menjaga kesehatan, dan olahraga untuk mencegah pikun, stroke, dan penyakit lainnya.
Keterampilan yang diajarkan bersifat ringan, seperti memanfaatkan kain bekas menjadi keset dan keterampilan lainnya.
Hasil keterampilan ini bukan untuk kepentingan bisnis, melainkan sebagai aktivitas untuk menjaga kesehatan lansia dan menghindari penyakit akibat kurangnya aktivitas.
“Setelah menyelesaikan sekolah, peserta akan diwisuda seperti mahasiswa, lengkap dengan toga. Ini bagian dari cara membahagiakan orang tua,” tambah Ahmat.
Ahmat berharap dengan adanya replikasi sekolah lansia ini, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Lombok Timur dapat menganggarkan program ini dalam perencanaan anggaran desa.
Sebab, dalam Dana Desa (DD), terdapat alokasi 20 persen untuk stunting dan program lainnya sesuai amanat dari Peraturan Menteri Desa (Permendes).
Pemeriksaan kesehatan lansia juga sangat penting, tidak hanya bergantung pada program Posyandu lansia.
“Target kami di Lombok Timur adalah pada tahun 2025, seluruh kecamatan memiliki sekolah lansia, paling tidak satu kecamatan satu sekolah,” pungkas Ahmat.
Dia berharap semua desa memiliki andil dalam sekolah lansia ini.***
Penulis : Ong