LOMBOKINI.com — Investasi yang direncanakan oleh PT Rezka Nayatama di Desa Sekotong Barat, Kabupaten Lombok Barat, terhambat oleh sejumlah oknum warga yang disebut sebagai “pemain lahan.”
Saat ini, satu-satunya Pabrik Porang yang beroperasi di wilayah tersebut telah memberikan kontribusi signifikan dengan mempekerjakan lebih dari 300 tenaga kerja.
Rencana ekspansi PT Rezka Nayatama melibatkan pembangunan hotel & resort serta pelabuhan privat, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat.
Namun, proyek ini mengalami kendala serius akibat adanya upaya penghambatan dari oknum masyarakat dusun Pengawisan, yang secara aktif menolak hadirnya perusahaan di Sekotong Barat.
Government Relation PT Rezka Nayatama, Ryan Idha, menyatakan kekecewaannya terhadap gangguan yang diakibatkan oleh oknum tersebut.
Ia menyoroti niat baik perusahaan untuk terlibat dalam pembangunan berkelanjutan dan mengajak partisipasi masyarakat setempat. Namun, upaya tersebut terkendala oleh oknum yang hanya mementingkan kepentingan pribadi.
“Belum terealisasinya proyek ini berdampak negatif pada kebutuhan tenaga kerja lokal, yang diharapkan mencapai lebih dari 500 orang,”kata Ryan, melalui keterangan resminya, pada Selasa 16 Januari 2024.
PT Rezka Nayatama sambunya, telah melaporkan keberadaan oknum tersebut kepada pihak berwajib, yang mencurigai oknum “pemain lahan” diduga menguasai tanah tanpa sertifikat sah dan bahkan mendirikan bangunan tanpa izin.
Tindakan oknum tersebut, yang diakui oleh Ryan sebagai aktor intelektual. Mereka merugikan masyarakat dan menghambat pembangunan berkelanjutan di Sekotong. Pihak perusahaan juga berharap adanya tindakan tegas dari aparatur penegak hukum untuk menanggulangi permasalahan ini.
Pembiaran yang dilakukan oleh aparatur desa setempat terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh oknum “pemain lahan” menjadi sorotan.
“Resto Elak-elak, yang diduga mendapat dukungan pendanaan dari pihak asing, juga menjadi sorotan. Operasionalnya yang melanggar aturan tanah dan izin usaha,” bebernya.
Ryan menambahkan, bawah pihak perusahaan menyayangkan sikap pembiaran pihak desa. “Menjadi pertanyaan, apakah mereka sengaja tidak mendukung investasi yang dapat memberikan dampak positif bagi pembangunan ekonomi di Sekotong Barat,”uajarnya. (Lk)
Penulis : Ong
Editor : Redaksi