LOMBOKINI.com – Ketua Yayasan Ponpes Nahdlatul Wathan Diniah Islamiyah (NWDI), HM Djamaluddin, menilai pasangan Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud MD pasangan yang paling tegas dalam menyuarakan dan mendukung kemerdekaan Palestina.
Menurut Djamaluddin, ini terbukti dari tindakan tegas Mahfud MD dalam menentang timnas Israel selama Piala Dunia U-20 Indonesia beberapa waktu lalu.
Djamaluddin, yang juga Ketua DPD Perindo Lombok Timur, yakin bahwa Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang paling berkomitmen terhadap kemerdekaan Palestina.
Pada saat itu, Mahfud MD menonjol sebagai salah satu yang paling vokal dalam mengecam timnas Israel di antara para kepala daerah.
“Ini menggambarkan bahwa pasangan Ganjar-Mahfud akan selalu mendukung kemerdekaan Palestina di masa depan,” ucap Djamaluddin, Senin, 6 November 2023 dalam keterangan resminya.
Tak hanya itu, dukungan juga datang dari pimpinan partai PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri, yang secara terang-terangan mendukung kemerdekaan Palestina.
Dengan demikian, sebagai anggota Perindo dan bagian dari NWDI, Jamaluddin memberikan dukungan kuat untuk kemerdekaan Palestina.
Djamaluddin juga menuturkan, beberapa bulan terakhir, perwakilan dari Perindo termasuk Hary Tanoesoedibjo dan TGB, bertemu dengan Menteri Palestina di Jakarta. Hal ini menunjukkan komitmen terhadap Palestina.
“Jadi dari NWDI juga dari dulu kan jelas mendukung Palestina,” terangnya.
Djamaluddin menegaskan lagi, bahwa Ganjar-Mahfud akan selalu menjadi pendukung kemerdekaan Palestina, terutama karena Mahfud adalah seorang santri.
Sejarah juga menunjukkan bahwa keberadaan Negara Israel melibatkan invasi oleh kelompok Zionis yang datang dari Eropa, dan sebelumnya, Palestina adalah tempat berdirinya Masjidil Aqsa, situs penting dalam agama Islam.
Djamaluddin meyakini siapa pun yang menentang kolonialisme dan penjajahan pasti akan mendukung Palestina, kecuali jika ada lobi politik Barat yang mendukung Zionisme.
Meskipun demikian, dia menegaskan gerakan Zionisme adalah gerakan politik dan bukan gerakan agama, dan bahkan ada orang Yahudi yang menentangnya. ***