LOMBOKINI.com – Perjuangan Ibu Shalatiyah, seorang kader Posyandu di Labuan Lombok, Kabupaten Lombok Timur (Lotim), mengundang decak kagum sekaligus haru. Dari berjuang membangun Posyandu Serumpun Bambu, hingga masuk nominasi 6 besar kader berprestasi mewakili Provinsi NTB di tingkat nasional. Kini ia kembali mewakili Provinsi NTB di ajang nasional.
Pada Jumat (10/11/2023) lalu, Shalatiyah berangkat ke Jakarta dengan tekad merebut juara terbaik sebagai kader berprestasi tingkat nasional. Dalam perlombaan tersebut, ia membawa program unik berupa bioskop kita dan motor patroli.
“Dulu tak pernah terbayangkan bisa mendapatkan penghargaan, berjabat tangan dengan Menteri Kesehatan atau berada satu ruangan dengan Presiden. Allah memberikan balasan kepada yang benar-benar ikhlas, itulah yang membuat saya yakin,” ungkap Shalatiyah dengan polos, kepada media ini beberapa hari yang lalu.
Sebagai kader sejak tahun 1996, Shalatiyah awalnya hanya ingin berbuat tanpa mengharapkan pengakuan. Namun, niatnya sebagai motivasi untuk Posyandu di luar sana mendapat apresiasi, bahkan Pemerintah Lotim, melalui pemerintah Desa, mengalokasikan 20% dana desa untuk kesehatan.
Meski mendapat alokasi dana, kesejahteraan kader belum maksimal, namun ia bersyukur bisa melengkapi fasilitas Posyandu, memberikan honor kader, dan menyelenggarakan pelatihan dibantu oleh Dinas Kesehatan Lotim.
Di sisi lain, dengan pengalaman 28 tahun sebagai kader, membuatnya rela merelakan tanahnya untuk kemajuan Posyandu.
Tanah yang dihibahkan bukan hanya untuk Posyandu, tapi juga untuk Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan musyawarah dusun. Dengan harapan agar kampung tetap membangun rasa kekeluargaan.
Pindah-pindah lokasi selama menjadi kader membuat Shalatiyah berusaha menciptakan tempat Posyandu yang nyaman. Berangkat dari pengalaman ini, diiringi doa saat berada di Mekah, yang kemudian dijawab dengan kesempatan membeli tanah yang dihibahkan tersebut untuk Posyandu.
“Posyandu harus menjadi tempat bagi semua, dari remaja hingga lansia, dan bermanfaat untuk membantu masyarakat,” ujar Shalatiyah.
“Kalau jadi kader itu menjadi cinta pertama saya, mungkin sudah panggilan cinta,” Sambungnya sambil tersenyum haru.
Shalatiyah, yang juga ketua forum kader se-Indonesia, memberikan motivasi kepada rekan-rekannya untuk terus berbuat tanpa mengharapkan balasan.
Programnya dalam perlombaan nasional, seperti bioskop keliling dan motor patroli, menunjukkan inovasi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan diakui Pemerintah Pusat tanpa direncanakan olehnya sebagai bukti.
“Jangan tunggu penghargaan, yakinlah Allah sudah menjanjikan hal itu. Ikhlas dan terus berbuat, itu yang penting,” pesan Shalatiyah kepada para kader di seluruh tanah air. ***
Penulis : Ong
Editor : Redaksi